Rabu, 21 Desember 2011

AL QUR'AN YANG BERJALAN

“Tafadhdhol akhi, ayo masuk dan silahkan duduk”

“Iya ustadz syukran” (jawabku)

Kulihat waktu di HP menunjukkan pk. 05.10 WIB pagi, aku kira terlambat hadir dikajian ternyata baru dua orang saja yang muncul, ustadz dan tentu saja aku yang baru tiba. Berselang menit ke- 20 dan menit ke- 30, menyusul dua orang rekan lagi sehingga bertambah menjadi empat orang sekarang.

Sebetulnya masih tiga orang lagi yang ditunggu, namun kami mendapat kabar satu orang berhalangan harus ke Jakarta. Baiklah it’s time for waiting 2 person again, dalam penantian menunggu, tiba-tiba...

“Ayo silahkan diminum akhi,,” (datang nampan dengan teko berisi teh manis dan beberapa cangkir).

Hehehe... (dikira yang datang apaan??), Alhamdulillah penghangat tenggorokan telah hadir. Saat kami menikmati teh manis yang sudah tersedia, Lalu.... (ayoo apaan lagi nih :) )

Sayup-sayup terdengar...dan semakin lama semakin dekat dan jelas suara itu...

“Alam taro kaifafa ‘ala robbuka bi ashhaabil fiil, Alam yaj’al kaydahum fii tadhliil, wa arsala ‘alayhim thoyron abaabiil, tarmiihimm bihijarotimminsijjiil, faja’alahum ka’ashfimma’kuul”

Ternyata yang kami dengar itu suara surat Al-Fiil, dan betapa tercengangnya kami, yang membacanya ialah seorang anak usia sekitar tujuh tahun yang melewati jalan setapak didepan teras rumah tempat kami duduk berkumpul. Sambil loncat-loncat dan riang gembira dia melafalkannya dengan hafalan dan bacaan yang baik.

Dan tanpa sadar kami yang melihat saat itu, reflek semuanya mengacungkan jempol dikedua tangan kami masing-masing pada anak laki-laki itu dan serempak mengucapkan,

“Allahu Akbar”

Sambil tersenyum-senyum kami saling melihat satu sama lain, karena entah kenapa kami bisa melakukan gerakan yang sama dan ucapan yang sama. Masya Allah.

Kurenungkan sejenak, Ya Allah mungkin inilah salah satu wujud Al-Quran yang berjalan. Dari seorang anak yang Engkau perlihatkan pada kami betapa ia dengan riangnya dan tanpa malu bahkan dengan lantangnya membacakan ayat-ayat suci-Mu dalam perjalanan sekalipun.

Sedangkan aku, yang tahu bahwa siroh nabawiyah dan shohabiyah telah mengisahkan bagaimana mereka semua adalah Al-Qur’an yang berjalan. Apapun yang dilakukan, dikerjakan, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun semua bersandar pada Al-Qur’an. Dzikirnya Al-Qur’an, bangunnya Al-Qur’an, tidurnya Al-Qur’an, aktivitasnya Al-Qur’an, istirahatnya Al-Qur’an, Subhanallah.

Mungkin kita lebih suka mendengarkan musik dan sambil ikut hanyut menyanyikannya ketika saat-saat luang kita. Kita lebih percaya diri dengan lantang menirukan penyanyi yang kita sukai. Kita lebih suka berlama-lama mengikuti alunan lagu penyanyi ternama. Kita ikut menangis tatkala mendengar lirik lagu yang begitu puitis dan ironis.

Tapi dengan Al-Qur’an??, semoga kita dapat menjadi bagian dari Al-Qur’an yang berjalan itu. aamiin

“Allahummarhamna bil Qur’an, waj’alhulana imaman wa nuuron wahudan warohmah , Allahumma dzakkirna minhuma nasiina wa’allimna minhuma jahilna, warzuqna tilawatahu ana allaili wa athrofannahar, waj’alhulana hujjatan ya robbal ‘alamin.”

Ahfi309

Ahad, 4 Desember 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar