Rabu, 21 Desember 2011

ZONA POSITIF

Oleh : AHFI309

Di suatu sudut komplek, berdiri bangunan berbentuk kubus tanpa atap setinggi satu meter. Bau yang menyengat tercium disekitarnya, semakin mendekat tempat favorit untuk membuang sisa-sisa limbah rumah tangga itu semakin membuat mual, lalat-lalat terlihat beterbangan. Ketika mata melihat kedalamnya, dibalik kerumunan lalat, ada bangkai seekor tikus dihiasi makhluk putih. Ia bergerak-gerak layaknya cacing, jumlahnya cukup banyak. Itulah belatung, makhluk yang satu ini sangat suka tinggal dan nongkrong ditempat-tempat yang bau, kotor, dan bangkai yang tentunya tak disukai orang pada umumnya.

Setiap orang yang ditanya apakah anda suka dengan belatung? Tentunya jawabannya tidak. Mereka akan menjawab belatung itu kan jijik, geli, jorok, kotor, sumber penyakit karena membawa bakteri, dll. Yang jelas predikat buruk tentang belatung semua diungkapkan. Tapi tahukah kita bahwa dibalik persepsi negatif kita ada hal luar biasa yang tak terungkap.

Dalam suatu acara mengenai ilmu pengetahuan, disebuah stasiun televisi. Disebutkan bahwa belatung merupakan makhluk penyembuh infeksi akibat luka. Subhanallah, ketika banyak orang memberikan pandangan negatif pada belatung, ternyata hal luar biasa ada pada belatung.

”...Kamu sekali-kali tidak melihat pada Ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (Q.S. Al-Mulk[67]:3)

Oleh karenanya dalam kisah Nabi Ayyub as, digambarkan bahwa ketika dilanda penyakit kulit yang menjijikan dalam kacamata orang kebanyakan. Nabi Ayyub as tetap menjadi hamba Allah yang taat, bahkan dalam kisahnya belatung-belatung menemani kulit yang terserang penyakit tersebut. Itu menandakan bahwa Nabi Ayyub as tahu betapa berharganya dan bermanfaatnya belatung bagi penyakitnya.

Begitu pula dalam kehidupan kita, setiap orang pernah mengeluh atau bahkan sering mengeluh. Dalam hal apapun setiap kita terkadang sebelum melakukan sesuatu, pikiran-pikiran negatif dan keluhan-keluhan muncul, hingga membuat kita merasa tidak mampu menghadapinya.
Justru dengan adanya pandangan negatif, itu akan membuat kita menjadi tak berdaya, tidak siap, dan tidak mampu menjalaninya. Padahal semua itu belum kita lalui dan dilakukan dengan kemampuan optimal kita.

Ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk memulai segala sesuatu dengan positif.

1. Lakukan sesegera mungkin

Ali bin Abi Tholib r.a pernah mengutarakan bahwa waktu adalah hari ini, bukan kemarin, dan bukan esok. Semua dimulai dengan hari ini dan saat ini. Apa maksudnya? Maksudnya ialah lakukanlah pekerjaan dan aktivitas terbaik kita pada hari ini dan saat ini.

Karena hari kemarin tidak akan pernah bisa kembali, dan hari kemarin hanya menjadi kenangan yang seiring waktu hanya mampu diingat saja dan dijadikan pengalaman. Dengan demikian bila memiliki kesalahan di hari kemarin, maka hari inilah saat yang tepat untuk memperbaikinya.

Lalu bagaimana dengan hari esok?, hari esok adalah waktu dimana kita belum sampai kepadanya. Dan tidak ada satu orang pun yang mampu menjamin bahwa ia akan melewati hari esok. Karenanya buatlah impian-impian, cita-cita terbaik untuk hari esok, dan lakukan tahapan untuk mencapainya hari ini dan saat ini.

Sehingga tanamkan dalam hati kita, bahwa hari ini adalah hari terbaik kita. Hari ini adalah hari yang menentukan masa depan kita, hari ini adalah hari memperbaiki diri.

2. Hilangkan keragu-raguan

Awali sesuatu dengan keyakinan, yakin bahwa kita bisa, yakin bahwa kita mampu, yakin bahwa semua yang kita hadapi akan dapat dilewati dengan baik.

” Sesungguhnya disisi persangkaanKu (Allah), adalah persangkaan hambaKu”
Jadi jangan sampai setiap aktivitas kita diawali dengan ketidak yakinan. Karena Allah azza wa jalla akan memberikan sesuai dengan persangkaan hambaNya.

3. Kerjakan lebih dari apa yang diminta

Dalam suatu riwayat, Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan kepada para sahabatnya. Khatamkanlah Al-Qur’an dalam waktu satu bulan, lalu apa jawaban dari para sahabat?, mereka mengatakan bahwa mereka sanggup melakukannya lebih dari itu (1 bulan), lalu Rasulullah kembali berkata kalau begitu khatamkan dalam waktu sepuluh hari, lalu para sahabat kembali menjawab kami sanggup lebih dari itu (10 hari). Kemudian Rasulullah kembali mengatakan kalau begitu khatamkan dalam tiga hari.

Dalam hal ini Rasulullah Muhammad SAW memberikan batas minimal dalam Mengkhatamkan Al-Qur’an, namun para sahabat justru meminta hal yang lebih dari standar yang telah diberikan.
Dengan begitu kita akan terbiasa dengan hal-hal yang berat dan menjadi orang yang luar biasa. Karena kita melakukan lebih dari yang biasa orang lain lakukan.

4. Bersyukur

Inilah hal mendasar yang perlu dimiliki semua orang. Dengan bersyukur maka orang akan merasa cukup, merasa bahagia, dan mampu menikmati segala yang ia alami dan miliki.

Alkisah pada suatu hari saat langit masih gelap tanpa cahaya matahari, di sebuah rumah sederhana di suatu desa. Seorang lelaki tua berpakaian rapi berwarna putih dengan sorban dan peci sedang melakukan shalat tahajjud.

Saat waktu mendekati subuh, sang ustadz hendak menuju masjid yang letaknya satu kilometer dari rumahnya. Dalam perjalanan ia menemukan kejanggalan, sang ustadz melihat banyak kalajengking yang berjalan menuju suatu tempat yang entah dimana. Yang jelas kalajengking-kalajengking itu menuju ke arah yang sama.

Di tempat yang lain, seorang pemuda berjalan sempoyongan karena mabuk. Tak lama karena pengaruh khomr (minuman keras) ia pun terjatuh dan pingsan. Dalam keadaan tak sadarnya, lalu datang ular yang besar. Semakin lama semakin mendekat dan menghampiri sang pemuda. Sedikit demi sedikit ular itu mulai membelit si pemuda.

Kembali pada sang ustadz, dengan rasa penasaran sang ustadz mengikuti kemana para kalajengking itu pergi. Perlahan-lahan sang ustadz mengikuti dan terlihatlah olehnya pemuda yang tergolek tak sadar di atas tanah dengan ular yang membelitnya. Namun yang mencengangkan ialah ketika sang ustadz menyaksikan kalajengking-kalajengking itu menyerang sang ular hingga ular itu melepaskan lilitan dan pergi dari si pemuda. Dan semua kalajengking pun pergi entah kemana.

Dengan perasaan kagum akan ke Maha Besaran Allah, sang ustadz menghampiri si pemuda dan membangunkannya. Kemudian sang ustadz berkata
”wahai pemuda apa yang telah kau lakukan? Apakah kau tak malu pada Allah?, mengapa kau berbuat maksiat?, melakukan hal yang Allah haramkan?tidakkah kau merasa bahwa apa yang kau lakukan tak ada gunanya?.
Si pemuda bertanya, ”memang apa yang terjadi denganku ustadz?”.
”Ketahuilah wahai pemuda, sesungguhnya Allah telah menolongmu dan melindungimu dari binatang buas yang akan melukaimu bahkan bisa membunuhmu, saat kau pingsan karena mabuk.” kata sang ustadz.

Mari kita merenung dari kisah diatas, pikirkan baik-baik kehidupan yang kita jalani sehari-hari. Pernahkah kita berbuat dosa? Pernahkah kita berbuat salah? Pernahkah kita mengeluh? Pernahkah kita berburuk sangka pada Allah? Pernahkah kita tidak bersyukur? Pernahkah kita meremehkan apa yang telah kita dapat dan kita miliki? Apa yang kita lakukan diwaktu luang kita? Apa yang kita lakukan diwaktu sehat kita? Apa yang kita lakukan diwaktu kita mampu? Apa yang kita lakukan diwaktu muda kita? Dan apa yang kita lakukan sebelum ajal menjemput kita?

Bersyukurlah!, karena Allah masih memberikan kesempatan kepada kita hidup didunia, bersyukurlah atas kesehatan yang diberikanNya, bersyukurlah atas nikmat dan karunia yang dianugerahkanNya. Karena Allah yang melindungi kita dari berbagai macam virus dan bakteri penyakit yang setiap saat menghampiri kita, karena Allah yang menolong kita saat kita menghadapi cobaan, karena Allah yang telah memberi kasih dan sayangNya pada kita hingga orang lain menyayangi kita.
Akhirul kalam, selamat datang di zona positif yang akan membawa kita pada kebahagiaan yang sebenarnya dengan hal terbaik yang bisa kita lakukan.

Wallahu a'lam bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar