Rabu, 21 Desember 2011

ZAMAN BASI ("YANG MANA?")

“Assalamu’alaykum warohmatulloh...”

“Assalamu’alaykum warohmatulloh...”

Usai sudah sholat ashar berjama’ah kulanjutkan dengan dzikir dan do’a yang menjadi penyembuh rasa penat setelah seharian dikantor, walaupun harus berlanjut hingga malam hari namun sholat ini adalah saat yang mendamaikan. Alhamdulillah.

“Aamiin Ya Mujiibassaailiin” (selesai berdo’a sambil mengusap wajah)

Bergegas aku menuju pelataran Masjid Ummul Qurro dibilangan Jakarta Timur tempat sepatu kusimpan. Kemudian duduklah diundakan tangga agar nyaman dan mudah memakai sepatu.

“Cewe..., tumben sholat..! dalam rangka apa nih? Hehehehe...” (dua mahasiswa disampingku menyapa teman wanitanya yang lewat hendak mengambil air wudhu)

“hehehehe... boleh dong, memangnya ga boleh nih??” (jawab si wanita)

“iya becanda hehehehe..,ya udah sholat gih cepetan” (sahut mahasiswa disampingku)

“oke deh, bye.. gue sholat ya.. “ (pamit si wanita pada dua teman prianya)

Percakapan dua pria yang berstatus mahasiswa ini ternyata belum berakhir, walaupun si wanita tadi sudah pergi. Sambil mengenakan sepatu, mereka berdua berdiskusi tentang seperti apa sosok wanita yang menjadi pendampingnya nanti.

Mahasiswa A: “eh lu pengen punya istri kaya gimana nanti?, kaya yang tadi ya? Hehehe...”

Mahasiswa B: “kaga lah, cewe menor kaya gitu lebay banget, dari jauh cakep dari deket tebel banget make upnya, udah gitu bajunya ga karuan, gaulnya ga bener, ogah deh gue”.

Mahasiswa A: “oh gitu, kirain lu doyan sama cewe model gitu”.

Mahasiswa B: “gue sih yang biasa aja, ga banyak macem-macem lah”

Mahasiswa A: “berarti yang model kaya ibu-ibu ya, jilbaban, kalem, gitu ya?”

Mahasiswa B: “yee.. kaga juga kali, dah ga zaman yang jilbaban, dah basi..”

Astaghfirullahal’adziim, seorang muslimah dengan pakaian syari’at dikatakan sebagai wanita ketinggalan zaman?, seperti itukah pemikiran seorang muslim intelektual yang akan menjadi penerus bangsa?. Tentu kita sepakat tidak semua seperti itu, mereka hanya segolongan kecil yang termasuk AMUGABLAS “anak muda gaul bablas”.

Padahal jika kita renungi lebih dalam, sebetulnya siapa dan yang mana termasuk BASI itu?. Bukankah jelas bagi kita bahwa pakaian yang digunakan untuk menutup aurat itu perintah dari Yang Menciptakan Manusia dan seluruh isinya?. Baiklah itu adalah masalah keimanan, tentu pelaksanaan perintah ini berkaitan dengan kekuatan keimanan dan ketaatan seseorang.

Namun secara logika dan pengetahuan kita saja hal ini sangat bisa dicerna. Kalau kita dihadapkan pada sebuah kata PRIMITIF, maka visual kita langsung tertuju pada film “flinstone”, “tarzan”, atau kita terbayang suku-suku dipedalaman. Dan sesuatu yang primitif itu identik dengan kebodohan, ketertinggalan teknologi, jauh dari peradaban, KURANG BAHAN dan MINIMNYA PAKAIAN.

Dan ketika suatu kaum itu berkembang dan menemui ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban, maka BAHAN dan PAKAIAN adalah suatu kehormatan. Lihatlah kekaisaran disemenanjung daratan Cina, dalam film-film kolosalnya saja betapa pakaian yang tebal, berlapis, longgar, dan menutupi hampir seluruh badan merupakan ciri bangsawan dan keluarga kerajaan.

Pun dalam Islam menutup aurat adalah selain perintah, merupakan suatu penghormatan dan penghargaan kemuliaan bagi seorang muslim dan muslimah. Simbol kemajuan zaman berperadaban, beriman, berilmu pengetahuan dan kebaikan akhlak.

Jadi siapakah orang-orang yang terkategori ketinggalan zaman dan termasuk ZAMAN BASI???

Ahfi309

Senin, 6 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar